Mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang tergabung dalam Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC) melakukan kegiatan aksi penanaman 300 bibit Balsa (Ochroma grandiflorum Rowlee) untuk memperingati Hari Bakti Rimbawan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Maret 2023 yang bertempat di Jasinga Silviculture Teaching Industry (JSTI), Jasinga, Kabupaten Bogor.

Hari Bakti Rimbawan diperingati setiap tanggal 16 Maret sebagai awal berdirinya kementerian Kehutanan Indonesia pada tahun 1983. Kegiatan aksi penanaman ini diprakarsai oleh Project Division Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC). Aksi penanaman 300 bibit ini diikuti oleh 60 mahasiswa angkatan 57 dan 58, 10 orang serta didampingi Dr. Erianto Indra Putra, S.Hut. M.Si selaku Sekretaris Departemen Silvikultur. Hari Bakti Rimbawan (HBR) tahun ini diisi dengan kegiatan aksi penanaman sebagai wujud bakti seorang rimbawan  terhadap lingkungan. Menurut Talitha selaku penanggungjawab HBR menyebutkan bahwa “Kegiatan ini dipilih karena merupakan salah satu wujud nyata bakti rimbawan dalam melestarikan hutan serta sarana memupuk kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan kepada mahasiswa”. Selanjutnya staff Project Division tersebut juga menyinggung terkait bagaimana pengaplikasian ilmu Silvikultur dan keterampilan ketika di lapang. “Selain itu, penanaman juga bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah dan untuk meningkatkan keterampilan dalam hal penanaman,” ujar Talitha.

Penanaman bibit balsa oleh mahasiswa Departemen Silvikultur IPB University

Sebagian areal JSTI masih memiliki tutupan tajuk rendah. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah revegetasi pada lahan kosong. Bibit yang dipilih dalam revegetasi tersebut adalah Balsa (O. grandiflorum Rowlee), jenis ini dipilih karena merupakan jenis intoleran, cocok dengan kondisi tutupan lahan yang terbuka disana. Sedangkan secara ekonomi, balsa memiliki trend yang meningkat saat ini, karena kayunya yang ringan sehingga cocok untuk furniture bahkan untuk pesawat ringan. Meskipun kegiatan dapat berjalan dengan lancar, namun masih terdapat kendala yang dihadapi selama persiapan kegiatan. Talitha menyampaikan kendala yang dihadapi yakni terkait pemilihan jenis tanaman yang cocok pada lahan lokasi penanaman. “Persiapan awal yang cukup sulit adalah menentukan jenis tanaman untuk ditanam di lokasi, karena kita harus mencocokan juga antara tanaman dengan kondisi site penanaman, selebihnya aman tanpa kendala berarti” ujar Talitha, ketika sesi wawancara.